Rabu, 17 Februari 2010

Pagi...

Selamat pagi kawan
Seketika saat surya menyapa fajar ini
Membangunkan dengan bias cahayanya
Yang mengusik mimpi serta tidur nyenyak
Kadang tak terelakkan ketika diri mencoba
Bangun dari alas empuk berisikan kapuk,per atau sejenisnya
Yang memanggil lembut untuk kembali
Sadar maupun tidak aktifitasmu diawali darinya
Dari seberkas cahaya terang
Dengan bias cahayanya
Yang mengusik mimpi serta tidur nyenyakmu

BENCI

Benci
Ketika satu kata itu hinggap dalam dada
Tak kenal pagi,siang,ataupun petang
Meski adik,teman,kakak,orangtu sekalipun
Tak ada yang bisa memungkiri jika hal itu bisa terjadi
Sekali,beberapa,atau juga sering
Membuat energi positif dalam diri berkurang
Melepaskan ion-ion kejernihan otak
Meski dalam konteksnya
Hampir seluruh manusia pernah merasakannya
Peluang itu muncul
Kala harmonisasi dalam berpikir tak lagi bergeming
Dan kerapuhan jiwa sudah tak terbatas

PUISI NURANI

kini kami disini
Menjadi pembuka awal yang baru
Meski jalan berliku kami lewati
Meski hujan badai menerjang
Menggoyahkan semangat
Melunturkan kebersamaan
Membuat kami layaknya puzzle yang
Terpecah menjadi kepingan kecil
Kala sebagian kepingan
Tercecer, hilang, ataupun tak menemukan pasangannya
Maka tak lengkaplah sudah puzzle itu

Namun optimisme akan selalu kami pegang
Yang dapat mengembalikan kepingan yang hilang
Kembali dan membentuk satu kesatuan
yang takkan mungkin terpisahkan lagi

Ya ! tak mudah untuk menjadikannya nyata
Kala segala sesuatunya tak sesuai harapan
Berkah itu muncul
Ketika kita bisa memahami semua
Tanpa harus terhanyut di dalamnya

Kami pun tak dapat berjalan sendiri
Dengan tuntunanmu kami melangkah
Mengikuti jejak yg kau buat
Agar kami tak salah arah
Dalam fantasi jiwa masa lalu

Sedikitpun kami tak mencoba berlari hanya saja
Saat mencoba mengenal lebih dekat
Timbulkanlah euforia kasih pada sentuhanmu
Sematkan jiwa pada tatapanmu
Bukan bermaksud mengekang
Hanya memastikan agar kami
Nyaman bersamamu
Dan bersama menyongsong
Hari esok yang penuh harapan
Meski esok tak sering bersua,
Kenangan itu takkan hilang
Seperti yang kau tanamkan sejak awal

Kahlil Gibran pernah berkata
Wahai hati,
Andai seseorang harus mengatakan kepadamu
Bahwa jiwa musnah seperti tubuh
Maka jawablah,
Bunga akan layu tetapi bijinya tetap hidup
Inilah hukum dari Tuhan

Maka,
kini kami disini
Berawal dari perbedaan
Menuju kebersamaan